DISQUS SHORTNAME

Pembelajaran Kimia kelas XI

Senyawa organik mengandung atom karbon dalam molekulnya. Atom karbon memiliki beberapa sifat khas sehingga memiliki kelimpahan yang besar di alam. Yuk kepoin aeperti apa penjelasannya.

Kegiatan Pembelajaran 2

Senyawa Hidrokarbon dapat dibedakan menjadi alkana, alkena dan alkuna. Ingin tahu seperti apa bedanya dan bagaimana cara pemberian namanya? Yuk di cek!.

Modul 1.1 PGP Angkatan 3

Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara.

Showing posts with label BERITA POPULER. Show all posts
Showing posts with label BERITA POPULER. Show all posts

Sunday, September 4, 2022

PEMBELAJARAN BERBASIS PROJEK SAMA GAK SIH DENGAN MEMBUAT PROJEK?

Saat ini istilah Merdeka Belajar sangat sering terdengar dalam dunia pendidikan. Hal ini tentunya tak terlepas dari diterapkannya Kurikulum Merdeka pada Sekolah Penggerak serta sekolah-sekolah yang secara mandiri menerapkan Kurikulum Merdeka. Dalam implementasi kurikulum ini, kita sering mengenal istilah pembelajaran berbasis projek sebagai salah satu bentuk pembelajaran yang dapat memerdekakan murid. 

Sesungguhnya pembelajaran berbasis projek bukanlah barang baru bagi seorang pendidik. Akan tetapi dengan konsep merdeka belajar pembelajaran berbasis proyek menjadi lebih populer diterapkan saat ini dalam pembelajaran. 


Ketika menerapkan projek dalam pembelajaran, pendidik jangan sampai terjebak dalam konsep membuat projek dan pembelajaran berbasis projek. Nah, apakah keduanya berbeda? Ya, keduanya adalah sesuatu yang berbeda. Lalu, apa perbedaannya, mari kita simak bersama.

Ketika dalam pembelajaran kita membuat projek, maka ide akan berasal dari gurur. Umumnya projek ini bermula dari tugas yang diberikan oleh guru kepada murid. Projek yang dibuat adalah tujuan dari capaian pembelajaran tertentu dalam bentuk penugasan. Umumnya, produk yang dihasilkan berupa barang. Sedangkan Pembelajaran Berbasis Projek menekankan pada kemampuan murid untuk berfikir kritis dan kreatif untuk menuangkan ide dan gagasan tertentu. Dengan kata lain, ide berasal dari murid. Projek yang mereka rancang bermula dari masalah sekitar yang ditemukan murid. Projek yang mereka rancang bertujuan untuk mencari solusi untuk suatu masalah. Dengan demikian, produk yang dihasilkan tentunya akan berbeda-beda. 

Dengan menerapkan Pembelajaran Berbasis Projek secara otomatis kita telah menerapkan pembelajaran berdifrensiasi. Dalam hal ini, murid memiliki kesempatan untuk memilih permasalahannya secara mandiri sebagai topik dari proyek mereka sebagai bentuk promosi pilihan dan suara murid. Mereka juga akan belajar dengan kesiapan belajar yang berbeda, proses yang berbeda dalam mengerjakan projek serta produk yang sudah pasti berbeda.

Dalam memulai Pembelajaran Bernbasis Projek guru tidak perlu memaparkan informasi untuk memperkenalkan pengetahuan tentang topik projek. Guru cukup membimbing murid sehingga mereka mampu mencari informasi sendiri, malah bisa dengan langsung praktik dan belajar dari kesalahan.

Begitu pula dengan pemecahan msalah. Guru tidak perlu memulai pembelajaran dengan memecahkan masalah. Memecahkan masalah adalah hal yang dilakukan terakhir bukan diawal. Yang dilakukan diawal adalah mengidentifikasi masalah, memahami mengapa masalah itu terjadi, apa saja penyebabnya dan mencari tahu akar permasalahannya. Lalu, siapa yang memecahkan masalah dalam projek tersebut? yang memecahkan masalah dalam Pembelajaran Berbasis Projek adalah murid itu sendiri.

Lalu, apakah salah membuat projek? Tentu tidak. Membuat projek jauh akan lebih baik daripada belajar hanya dengan menghapal saja. Apalagi jika pembelajaran dikemas dengan Pembelajaran Berbasis Projek, baik dalam mata pelajaran maupun penguatan Profil Pelajar Pancasila. Mari menjadi pendidik merdeka.



Tuesday, March 29, 2022

RENUNGAN: PENEBUSAN DOSA SIKUPU-KUPU

Disetiap pagiku aku selalu menyempatkan menengok halaman rumah mungilku yang selalu ramai dihiasi gugusan warna-warni bunga anggrek. Ya, berkebun anggrek adalah salah satu hobi yang telah aku geluti sekian lama. Koleksiku terbilang cukup lengkap. Dari anggrek spesies, endemic hingga anggrek hybrid aku miliki di taman kecilku. Sebuah hobi yang membuat diri ini nyaman, gembira dan selalu menebarkan bahagia.

Tetapi tunggu, pandangan ini sedikit terganggu karena melihat seonggok binatang lembek sedikit berbulu menggerogoti kuntum bunga salah satu koleksiku. Tak hanya satu, makhluk sejenis lainnya mengoyak-ngoyak hijaunya daun anggrek yang baru saja mulai terlihat pucuknya. Sebuah pemandangan menyayat hati. Pemandangan yang membuat diri ini sedikit memaki didalam hati.

Karena masih penasaran dengan ulat-ulat itu, akupun kembali menyusuri anggrek-anggrekku untuk mencari keberadaan mereka. Hingga pada satu titik aku bertemu benda asing lainnya. Sesuatu yang bergantung dengan penampakan kulit yang berkilau. Kepompong, ya aku yakin itu kepompong. Kepompong yang menandakan metamorfosa kupu-kupu yang selama ini membantu pembuahan pada bunga-bunga anggrekku. Aku baru tau siapa pelaku pembuahan pada anggrek-anggrek ini.

Akupun mulai terdiam sejenak, teringat dengan kupu-kupu yang biasanya setiap pagi selalu ikut untuk menikmati indahnya bunga-bunga ini. Aku sangat menyukainya ketika melihat mereka terbang dan hinggap dari kuntum kekuntum lainnya. Bak penari yang begitu lincahnya diatas panggung pentas.

Akupun berfikir, ternyata kupu-kupu yang begitu indah dan aku kagumi keindahannya adalah “sipendosa” yangtelah mengoyak-nyoyak anggrek-anggrekku yang indah. Dia awalnya binatang menjijikkan yang memakan bunga, daun dan ibahkan batang anggrekku. Ya, dia yang sering aku semprot dengan pestisida agar segera pergi menyingkir dan enyah untuk selamanya.

Perlahan aku berfikir, apakah metamorphosis kupu-kupu adalah sebuah penebusan dosa masa lalu? Dosa yang dibuat olehnya sendiri atas kerakusannya memakan semua daun dan bunga tumbuhan. Dan bahkan karena kerakusannya tubuhnya mulai mengkaku, mengeras dan hingga memaksanya bertapa sekian waktu dalam terik dan hujan. Pada waktu yang tepat akhirnya ia terlahir menjadi pribadi yang cantik dan siap untuk membuahi tanaman sembari menghisap nectar bunga tanpa harus merusaknya.


Sebuah pengalaman hidup yang aku dapatkan dari binatang kecil bernama kupu-kupu. Ia bermetamorfosis hanya untuk menuntaskan penebusan dosanya dimasa lalu atas kerakusan dan ketamakannya. Memakan semua bagian tanaman hingga tak berdaya bertumbuh, dan ketika telah selesai merenungkan diri dalam “kekakuan” ia terlahir untuk menebus dosanya. Mencari makan bukan dengan merusak, tetapi membantu perkembangbiakan tanaman hingga bertambah populasi sebagai bentuk timbale balik positif atas apa yang dilakukannya dulu. Sebuah siklus kehidupan, untuk penebusan dosa.

 

  

Tuesday, October 26, 2021

GO-STEM UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN ABAD 21 SELAMA BDR

 GO-STEM

UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN ABAD 21

SELAMA BDR

Oleh: Kd. Dwija Negara

 

Tanpa terprediksi sebelumnya, pandemi Covid 19 telah membawa suatu perubahan terhadap tatanan kehidupan manusia. Pandemi tersebut bedampak juga pada dunia pendidikan di Indonesia, dimana pemerintah akhirnya mengeluarkan instruksi untuk mrlakukan belajar dari rumah (BDR) sejak bulan maret tahun 2020. Hal ini menjadi sebuah tantangan dan cobaan begitu berat bagi saya, karena baru pertama kali harus mengajar tanpa bertatap muka langsung dengan peserta didik.

Terkait dengan hal tersebut, di sekolah saya mengajar yakni di SMA Negeri 1 Banjarangkan  berupaya untuk melaksanakan program dari kemdikbud yaitu kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) yang ditujukan kepada seluruh peserta didik. Belajar Dari Rumah adalah pembelajaran yang cukup baru, karena pembelajaran ini menggunakan prinsip daring dan adanya interaksi antara guru dan peserta didik secara online. Beberapa permasalahan yang muncul dan harus saya hadapi dari BDR diantaranya mencakup masalah penggunaan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, bentuk kelas maya yang digunakan dan bagaimana melaksanakan penilaiannya.

Berkaitan dengan hal tersebut, selama tahun 2020 saya melakukan kegiatan pembelajaran yang sebatas hanya memberikan materi dan tugas kepada peserta didik. Di awal kegiatan BDR, antusiasme peserta didik dalam menyelesaikan tugas tersebut masih baik. Respon peserta didik terhadap tugas yang saya berikan masih bagus dan pengumpulan tugas peserta didik juga masih tepat waktu. Namun, setelah berjalannya waktu, tepatnya di awal tahun ajaran 2020/2021 saya melihat respon peserta didik makin menurun dan pengumpulan tugas dari peserta didik juga mulai banyak yang terlambat. Disinipun saya mulai berfikir bahwa ada yang salah dari pembelajaran daring yang saya lakukan.

Disisi lain ada hal yang lebih besar yang terus membebani saya. Saya merasa bukan lagi seorang pendidik yang melakukan perannya yang “menghamba” pada peserta didik, tetapi hanya sebagai pemberi beban bagi mereka dengan memberikan tugas saja. Selain itu, hal yang lebih besar dari itu saya merasa tidak memberikan mereka ruang untuk mengembangkan kompetensi mereka seperti yang menjadi amanat kurikulum, yakni kompetensi abad 21 yang mencakup berfikir kritis, kreatif, kolaboratif serta komunikatif.

Salah satu video siswa sebagai hasil karya dalam pembelajaran (Sumber:doc. pribadi penulis)

Beruntung di tahun 2020 pemerintah meluncurkan program Guru Belajar Seri Pandemi. Disana saya mendapatkan berbagai pengetahuan tentang merancang pembelajaran jarak jauh yang dapat saya terapkan dalam BDR tersebut. Dari apa yang saya dapatkan dalam kegiatan pelatihan tersebut saya berkeinginan merancang pembelajaran jarak jauh yang setidaknya dapat diakses seluruh peserta didik dan tentunya dapat meredakan beban fikiran saya khususnya dalam menumbuhkan keterampilan abad 21 yang harus tetap ditumbuhkan dan menjadi fokus pula dalam penilaian saya terhadap aspek keterampilan.

Dalam memulai upaya tersebut, langkah awal yang saya lakukan adalah dengan menyebarkan angket terkait kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh melalui form online. Disini saya ingin mengetahui media pembelajaran yang diminati peserta didik sehingga mereka dapat belajar lebih mudah dan menyenangkan. Selain itu, saya juga ingin mengetahui gaya belajar dari peserta didik sehingga saya tau apa yang harus saya siapkan dalam pembelajaran. Selain itu, saya juga ingin mengetahui apakah seluruh peserta didik memiliki gawai serta jaringan internet yang memadai untuk mengikuti kegiatan BDR tersebut.

Dari hasil penyebaran angket tersebut, banyak hal yang mendukung serta menjadi tantangan bagi saya untuk dapat memberikan pembelajaran yang dapat membelajarkan seluruh peserta didik agar dapat menumbuhkan keterampilan abad 21 dalam diri mereka. Hal yang menjadi hambatan diantaranya adalah gaya belajar peserta didik yang berbeda-beda, kemampuan literasi teknologi yang masih kurang dari beberapa peserta didik serta ada beberapa peserta didik yang harus berbagi gawai dengan saudaranya dan bahkan ada yang harus menunggu orang tuanya pulang bekerja untuk dapat menggunakan gawai dalam belajar. Selain itu, 97% dari total 122 peserta didik (yang tersebar di 3 kelas yang saya ajar) tidak dapat melakukan pembelajaran jarak jauh secara sinkronus karena terkendala jaringan internet yang tidak baik di wilayah mereka.

Bercermin dari gambaran awal tersebut, saya merancang pembelajaran jarak jauh asinkronus yang lebih fleksibel waktu serta memerlukan bandwidth yang kecil sehingga tidak terlalu membebani peserta didik. Dan bak gayung bersambut, pemerintahpun akhirnya meluncurkan program Google suite for Education yang benar-benar bermanfaat bagi saya dan peserta didik. Untuk dapat membuat pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan fasilitas tersebut serta dapat menumbuhkan keterampilan abad 21 selama BDR disini saya merancang strategi pembelajaran yang saya beri nama Go-STEM.

Go-STEM berasal dari Go yang artinya kegiatan BDR peserta didik menggunakan aplikasi dari Google Suite for Education yaitu Google Classroom sebagai Learning Managemen System  dan Google Form untuk mengevalusi pengetahuan peserta didik berupa soal online dimana kegiatan pembelajaran yang dirancang menggunakan pendekatan STEM (Sience, technology, engineering and mathematics). Dalam hal ini saya menggunakan pendekatan STEM untuk dapat menumbuhkan keterampilan abad 21 peserta didik dengan menggunakan media LKPD yang saya tautkan pada Google Classroom.

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini saya melakukan tahap persiapan, pelaksanaan serta evaluasi pembelajaran. Tahapan operasional pelaksanaan pembelajaran yang saya lakukan dengan Dalam RPP tersebut, tahapan-tahapan pembelajaran saya rancang dengan mencerminkan pendekatan STEM. Di SMAN 1 Banjarangkan, pembelajaran kimia di kelas XI mendapatkan jadwal pembelajaran 1 kali dalam seminggu, selama 60 menit. Waktu pembelajaran yang saya rancang bersifat fleksibel dimana waktu pembelajaran tidak terbatas selama 60 menit saja, melainkan kegiatan pembelajaran bisa dilakukan lebih fleksibel dengan produk akhir yang dapat dikerjakan kurang lebih selama 6 hari.

Langkah selanjutnya yang saya lakukan adalah mensosialisasikan kepada peserta didik tentang tahapan pembelajaran daring dan aplikasi yang digunakan. Saya menggunakan fasilitas Google Classroom sebagai LMS, dimana dalam LMS tersebut saya memberikan konten materi baik berupa bahan ajar, info grafis maupun video sehingga peserta didik dapat memilih bahan ajar yang mudah mereka terima sesuai dengan gaya belajar mereka. Selain itu, didalam LMS juga terdapat kegiatan pembelajaran yang harus diikuti perserta didik serta portal untuk pengumpulan tugas sebagi bentuk bukti fisik pembelajran yang telah dilakukan.

Dalam tahap pelaksanaan, hal yang saya lakukan pertama yaitu pemberitahuan kepadapeserta didik tentang kegiatan pembelajaran melalui media group kelas WhatsApp. Selanjutnya saya mengirimkan bahan ajar tentang larutan asam basa dan indikator asam basa pada Google Classroom diikuti dengan pemberian Lembar Kerja Peserta Didik yang dikirim melalui Google Classroom dalam bentuk docx,  peserta didik dapat mengerjakan langsung jawaban pada file tersebut dan dikumpulkan. Dalam LKPD tersebut peserta didik saya minta merancang pembuatan kertas indikator asam basa dengan bahan alam. Dalam LKPD juga diberikan arahan terkait tugas pembuatan pelaporan melalui pembuatan video. Saya juga melakukan pemberian form absensi dan pengisian absensi oleh peserta didik melalui google form dan tidak lupa pemberian Evaluasi dengan tes tulis objektif menggunakan Google form.

Dengan menggunakan Go-STEM saya merasa berhasil menumbuhkan keterampilan abad 21 (4C). Hal ini dapat saya amati melalui partisipasi peserta didik yang terlihat dari LKPD peserta didik serta video laporan yang telah mereka kumpulkan. Aktivitas peserta didik tersebut telah mencerminkan karakter pembelajar yang berfikir kritis untuk memahami konten materi serta menimbulkan rasa keingin tahuan. Dari rasa keingin tahuan tersebut selanjutnya peserta didik telah dapat menunjukkan kreativitas mereka dengan merancang pembuatan kertas indikator asam basa dengan bahan alam yang dituntun LKPD yang diberikan dan selanjutnya di videokan sebagai laporan. Selama mengerjakan kegiatan pembelajaran, peserta didik telah melakukan aktivitas diskusi dengan sesama peserta didik maupun saya sebagai guru melalui group Whatsapp maupun dalam kolom komentar Google Classroom. Selanjutnya kemampuan berkomunikasi peserta didik telah terlihat dari cara peserta didik menjelaskan laporan yang mereka buat dalam video.

Dengan merancang pembelajaran ini, beban saya dan kegundahan saya terhadap tanggung jawab yang saya emban sebagai seorang pendidik dapat terjawab. Dengan menerapkan Go-STEM selama BDR, saya dapat memberikan ruang bagi siswa untuk menumbuhkan keterampilan abad 21 mereka serta menghasilkan karya berupa video praktikum mandiri sebagai wujud dari hasil pembelajaran yang telah kami bersama-sama lakukan. Siswa memberikan tanggapan positif atas apa yang saya lakukan. Mereka menyampaikan bahwa pembelajaran yang saya rancang membuat mereka tertantang untuk belajar serta temotivasi untuk dapat membuat karya video yang menarik, kreatif serta komunikatif.


#LombaBlogUnpar
#BlogUnparBelajarDaring

Link Best Practice Klik DISINI 

Berikut adalah beberapa video sebagai hasil karya siswa selama BDR dalam proses pembelajaran STEM secara daring:


Video bahan Ajar Oleh Guru


Video karya siswa

Video karya siswa

Video karya siswa

Video karya siswa



Monday, August 23, 2021

Bersiap untuk Asesmen Nasional (AN) Guru Wajib Tau Ini!

Halo Guru hebat diseluruh nusantara, kali ini admin akan menyampaikan informasi mengenai Asesmen Nasional (AN) yang sebentar lagi akan diselenggarakan. Seperti kita ketahui, di tahun ini Kemdikbud Ristek akan menyelenggarakan AN secara serentak. Tentunya setiap sekolah diseluruh nusantara telah bersiap untuk menyambut even nasional ini sebagai sebuah terobosan untuk mengukur  kompetensi siswa melalui Asesmen Kompetensi Minimal dan Survei Karakter, serta Survei Lingkungan Belajar bagi Guru. 

Nah untuk itu, kita sebagai pendidik sudah selayaknya memahami apa dan bagaimana langkah dalam proses untuk mengikuti Survei Lingkungan Belajar tersebut. Dalam hal ini, yang akan menjadi target pengukuran dalam survei tersebut diantaranya adalah iklim keamanan sekolah, iklim kebhinekaan sekolah, indeks sosial ekonomi, kualitas pembelajaran, serta pengembangan guru. 

Untuk mengikuti survei tersebut, Bapak Ibu akan diarahkan untuk mesuk ke laman Kemdikbudristek dan Bapak Ibu wajib login menggunakan NPSN, Token yang nantinya akan diberikan oleh Proktor di sekolah serta NIK. Maka dari itu, silahkan Bapak Ibu mempersiapkan hal tersebut.

Untuk lebih jelasnya, Bapak Ibu dapat pelajari mengenai apa dan bagaimana pelaksanaan Survei Lingkungan Belajar melalui tayangan presentasi yang disampaikan oleh Bapak Iwan Cahyadi. Untuk mendownload presentasi tersebut silahkan klik DISINI