DISQUS SHORTNAME

Pembelajaran Kimia kelas XI

Senyawa organik mengandung atom karbon dalam molekulnya. Atom karbon memiliki beberapa sifat khas sehingga memiliki kelimpahan yang besar di alam. Yuk kepoin aeperti apa penjelasannya.

Kegiatan Pembelajaran 2

Senyawa Hidrokarbon dapat dibedakan menjadi alkana, alkena dan alkuna. Ingin tahu seperti apa bedanya dan bagaimana cara pemberian namanya? Yuk di cek!.

Modul 1.1 PGP Angkatan 3

Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara.

Showing posts with label BAHAN AJAR XI. Show all posts
Showing posts with label BAHAN AJAR XI. Show all posts

Tuesday, February 1, 2022

HIDROLISIS GARAM

Pernahkah Anda menggunakan garam dapur, soda kue dan pupuk ZA? Untuk apa bahan-bahan tersebut? Mungkin Anda menggunakan garam dapur untuk memberikan rasa asin pada makanan, soda kue untuk membuat adonan kue menjadi lebih mengembang dan pupuk ZA untuk menyuburkan tanaman.


Secara kimiawi Anda tentu sudah mengenal bahwa garam  dapur, soda kue, dan pupuk ZA (Zwavelzure Ammoniak) adalah nama trivial, coba Anda telusuri bagaimana nama IUPACnya? Berdasarkan nama IUPAC yang telah Anda telusuri, masih ingatkah Anda bagaimana rumus kimia dari bahan-bahan tersebut? Pada pembelajaran sebelumnya, Anda telah mempelajari tentang penggolongan senyawa, yakni: asam, basa, dan garam. Termasuk golongan senyawa manakah Gambar 1, Gambar 2, dan Gambar 3? Seandainya Anda mengambil satu sendok pupuk ZA, (NH4)2SO4 kemudian Anda melarutkannya ke dalam air, apa yang terjadi? Apakah pupuk ZA larut? Apabila larutan diuji menggunakan kertas lakmus, maka perubahan apa yang terjadi pada kertas lakmus? Bagaimana sifat larutannya? Larutan senyawa garam jika diuji dengan menggunakan pH meter atau indikator universal menunjukkan pH larutan garam dengan kemungkinan yang berbeda-beda. Mengapa demikian? Untuk mempelajari lebih lanjut akan dikaji pada pokok bahasan Hidrolisis Garam.

Apabila larutan asam dicampur dengan larutan basa, maka secara spontan akan terjadi reaksi membentuk garam dan air.

Air terbentuk dari penggabungan ion H+ dari asam dan ion OH- dari basa. Karena air (H2O) bersifat netral, maka reaksi antara ion H+ dengan ion OH- disebut dengan reaksi penetralan. Sementara itu, kation dari asam selain OH- dan anion dari basa selain H+ akan membentuk garam.

Contoh: 

Bagaimana dengan sifat garam yang terbentuk dari reaksi asam basa? Apakah semua garam yang terbentuk juga hanya bersifat netral? Faktanya ada garam yang bersifat asam, basa, maupun netral. Sifat senyawa asam dan basa dapat diidentifikasi dengan menggunakan indikator, salah satunya yaitu dengan menggunakan kertas lakmus. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka kita akan mempelajari tentang konsep hidrolisis garam.

Jenis-jenis Garam yang Terhidrolisis dalam Air

Sifat larutan garam dapat dijelaskan dengan konsep hidrolisis. Hidrolisis merupakan istilah yang umum digunakan untuk reaksi zat dengan air (hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti peruraian). Menurut konsep ini komponen garam (kation dan anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis) membentuk H3O+ atau OH-. Hidrolisis kation menghasilkan ion H3O+ dan hidrolisis anion menghasilkan OH-.

Garam yang terhidrolisis di dalam air akan bersifat asam atau bersifat basa. Garam yang berasal dari reaksi asam kuat dan basa lemah akan menghasilkan ion H+ dan bersifat asam, sedangkan garam yang berasal dari reaksi basa kuat dan asam lemah akan menghasilkan ion OH- dan bersifat basa. Untuk mengetahui apakah suatu garam bersifat asam, basa atau netral dapat dilakukan analisis menggunakan kertas lakmus. Jika garam tersebut bersifat asam (memerahkan kertas lakmus) atau bersifat basa (membirukan kertas lakmus). Garam yang bersifat netral (tidak mengubah warna kertas lakmus). Secara umum garam dibedakan menjadi 3 yaitu:

1.       Garam yang tidak terhidrolisis.

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dan bersifat netral.

2.       Garam yang terhidrolisis sebagian.

Garam yang terhidrolisis sebagian ini biasanya terbentuk dari reaksi antara asam kuat dan basa lemah atau basa kuat dan asam lemah. Garam-garam ini biasanya bersifat asam atau basa.

3.       Garam yang terhidrolisis sempurna.

Garam yang terhidrolisis sempurna ini biasanya terbentuk dari reaksi antara asam lemah dan basa lemah. Garam-garam ini biasanya bersifat asam atau basa.


Reaksi Hidrolisis

1.       Garam yang Berasal dari Asam Kuat dan Basa Kuat

Garam yang berasal dari dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis. Hal ini dikarenakan ion-ion yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tersebut tidak memiliki kecenderungan untuk membentuk asam atau basa asalnya. Sehingga garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat ini terionisasi sempurna dalam air. Sebagai contoh jika melarutkan NaCl murni dalam air, maka NaCl akan terionisasi sempuran menjadi Na+ dan Cl-. Persamaan reaksinya adalah:


Karena ion Na+ dan Cl- bersifat stabil di dalam air maka tidak terjadi reaksi dengan air karena masing-masing berasal dari asam kuat dan basa kuat, jadi melarutnya garam ini tidak merubah konsentarsi ion H+ dan ion OH-. Sehingga garam dengan tipe ini, pH-nya sama dengan pH air yaitu 7 (larutan bersifat netral).


2.       Garam yang Berasal dari Asam Lemah dan Basa Kuat

Garam ini akan terionisasi sempurna dalam air dan akan menghasilkan ion-ion. Anion berasal dari asam lemah dan kation berasal dari basa kuat. Perhatikan reaksi-reaksi berikut.

Anion dari asam lemah CH3COO-, HCOO-, dan F- akan bereaksi dengan air (terhidrolisis) sesuai dengan persamaan reaksi berikut.
Ingat kembali sifat-sifat asam-basa Bronsted-Lowry. Basa konjugasi dari asam lemah merupakan basa yang relatif kuat dibandingkan basa konjugasi dari asam kuat sehingga dapat bereaksi dengan air. Adanya ion OH- dalam hasil reaksi menunjukkan bahwa larutan garam tersebut bersifat basa. Jika diuji dengan kertas lakmus merah, warna kertas lakmus akan berubah menjadi biru. Ion K+ dan Na+ yang berasal dari basa kuat tidak bereaksi dengan air, artinya tidak mengalami hidrolisis. Hidrolisis yang terjadi pada anion saja atau pada kation saja disebut hidrolisis parsial (hidrolisis sebagian). Jadi, garam jenis ini mengalami hidrolisis parsial.


3.       Garam yang berasal dari Basa Lemah dan Asam Kuat

Garam ini akan terionisasi sempurna dalam air dan akan menghasilkan ion-ion. Kation berasal dari basa lemah dan anion berasal dari asam kuat. Perhatikan reaksi-reaksi hidrolisis berikut.
Kation dari basa lemah (NH4+) akan terhidrolisis dengan reaksi sebagai berikut.

Adanya ion H+ dalam hasil reaksi menunjukkan bahwa larutan garam tersebut bersifat asam. Jika diuji keasamannya dengan menggunakan kertas lakmus biru, warna kertas lakmus akan berubah menjadi merah. Adapun ion Cl- dan Br- yang berasal dari asam kuat, tidak bereaksi dengan air (tidak terhidrolisis) sehingga terjadi hidrolisis parsial.

4.       Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah

Garam ini terionisasi di dalam air dan akan menghasilkan ion-ion. Kation dan anion keduanya berasal dari asam lemah dan basa lemah. Kedua ion tersebut mengalami hidrolisis sempurna. Perhatikan reaksi ionisasi CH3COONH4 dan HCOONH4 dalam air berikut.
Perhatikan reaksi reaksi yang terjadi pada garam CH3COONH4

Pada hasil reaksi terdapat ion OH- dan ion H+. jadi, garam ini mugkin bersifat asam, basa, atau netral. Konsentrasi ion OH- atau ion H+ serta nilai pH yang dihasilkan sangat tergantung pada harga Ka dan Kb. Jika harga Ka lebih besar daripada Kb, ion H+ akan dihasilkan lebih banyak, dan sebaliknya jika Ka lebih kecil daripada Kb, maka ion H+ yang dihailkan lebih sedikit. Demikian juga dengan Kb, jika Kb yang dihasilkan lebih besar daripada Ka maka ion OH- yang dihasilkan banyak. Sebaliknya jika Kb lebih kecil dari Ka, ion OH- yang dihasilkan lebih sedikit. Hubungan antara Ka dan Kb adalah sebagai berikut.

a.       Jika harga Ka lebih besar daripada harga Kb, berarti konsentrasi ion H+ yang dihasilkan lebih banyak daripada konsentrasi OH- sehingga garam tersebut bersifat asam.

b.       Jika harga Ka lebih kecil daripada harga Kb, berarti konsentrasi ion H+ yang dihasilkan lebih sedikit daripada konsentrasi OH- sehingga garam tersebut bersifat basa.

c.       Jika harga Ka sama dengan harga Kb, berarti konsentrasi ion H+ dan ion OH- yang dihasilkan adalah sama sehingga garam tersebut bersifat netral.

Dari uraian tersebut, kita dapat mengetahui bahwa ion yang berasal dari asam atau basa lemah mengalami hidrolisis, sedangkan ion yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis sehingga garam bersifat netral.







Sunday, December 5, 2021

PENGERTIAN LARUTAN ASAM BASA

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai senyawa asam dan basa, seperti aspirin dan obat maag cair, walaupun banyak orang yang tidak mengetahui nama kimianya asam asetilsalisilat (aspirin) dan magnesium hidroksida (obat maag cair). Di samping sebagai bahan dasar dari produk rumah tangga dan obat obatan, kimia asam-basa berperan penting dalam proses industri dan sangat diperlukan dalam mempertahankan sistem biologis.


Sifat Senyawa Asama

Istilah asam berasal dari bahasa latin yaitu acetum yang berarti cuka. Zat yang bersifat asam antara lain : asam khlorida (HCI), air aki (asam sulfat) dan pembersih porselin, jeruk, lemon, dll.

Secara umum senyawa basa memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1.    Senyawa asam memiliki rasa masam.

2.    Dapat merubah warna indikator misalnya kertas lamus biru menjadi merah.

3.    Bersifat korosif terhadap logam.

4.    Jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hydrogen (H+).

5.    Memiliki nilai pH (derajat keasaman) kurang dari 7. Semakin kecil nilai pH suatu zat maka semakin kuat sifat keasamannya.

6.    Larutan asam dalam air menghantarkan arus listrik.

 

Sifat senyawa basa

Istilah basa berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Zat yang bersifat basa antara lain: Natrium Hidroksida (NaOH), Kalium Hidroksida (KOH), pasta gigi dan sabun.

Secara umum senyawa asam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.    Basa memiliki rasa pahit.

2.    Basa terasa licin; misalnya, sabun yang mengandung basa memiliki sifat ini.

3.    Dapat merubah warna indikator kertas lakmus merah menjadi biru.

4.    Bersifat kaustik artinya dapat merusak kulit

5.    Jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH)

6.    Memiliki pH lebih dari 7. Semakin besar nilah pH suatu zat maka semakin kuat derajat kebasaanya.




Teori Asam Basa

Dalam kehidupan sehari-hari, senyawa asam dan basa memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Seperti ditemukan dalam tubuh makhluk hidup, makanan, obat-obatan, produk rumah tangga, pertanian maupun bahan baku industri. Berikut ini adalah gambar-gambar kegunaan asam dan basa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari:


Berdasarkan gambar-gambar tersebut, tahukah kalian apa pengertian dari senyawa asam-basa? Bagaimana cara membedakannya?. Untuk mengetahuinya, kalian akan mempelajari pada bab ini.

Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin “acetum” yang berarti cuka, karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Adapun basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Hingga saat ini, ada tiga pengertian asam-basa yang dikemukakan oleh empat ilmuwan. Mereka adalah Svante Arrhenius, Johannes Bronsted, Thomas Lowry, dan Gilbert Newton Lewis. Namun, pada pembahasan kali, hanya akan dibahas tentang teori asam-basa menurut Svante Arrhenius.


1

Teori Asam-Basa Arrhenius

Tahun 1884, ilmuwan Swedia bernama Svante Arrhenius mengemukakan pengertian asam-basa berdasarkan reaksi ionisasi. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion hidrogen (H+), sedangkan basa adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion hidroksida (OH-). Hal ini dapat dijelaskan dengan persamaan reaksi ini:

Berdasarkan persamaan reaksi, berikut beberapa contoh dari senyawa asam-basa menurut Arrhenius dan reaksi ionisasinya.

Berdasarkan tabel tersebut, kalian dapat mengetahui bahwa jumlah ion H+ dan OH- yang dihasilkan dalam reaksi ionisasi berbeda-beda, tergantung pada jumlah ion pengikatnya. Berdasarkan jumlah ion H+ (untuk asam) dan OH- (untuk basa) yang dihasilkan oleh reaksi ionisasi, senyawa asam-basa dapat dikelompokkan menjadi asam-basa monoprotik dan poliprotik.



2

Teori Asam-Basa Bronsted Lowry

Teori Arrhenius ternyata hanya berlaku pada larutan dalam air. Teori ini tidak dapat menjelaskan fenomena pada reaksi tanpa pelarut atau dengan pelarut bukan air. Johannes Bronsted dan Thomas Lowry pada tahun 1923, menggunakan asumsi sederhana yaitu: Asam memberikan ion H+ pada ion atau molekul lainnya, yang bertindak sebagai basa. Contoh, disosiasi air, melibatkan pemindahan ion H+ dari molekul air yang satu dengan molekul air yang lainnya untuk membentuk ion H3O+ dan OH-.


Reaksi antara HCl dan air menjadi dasar untuk memahami definisi asam dan basa menurut Brønsted-Lowry. Menurut teori ini, ketika sebuah ion H+ ditransfer dari HCl ke molekul air, HCl tidak  berdisosiasi dalam air membentuk ion H+ dan Cl-. Tetapi, ion H+ ditransfer dari HCl ke molekul air untuk membentuk ion H3O+, seperti berikut ini.

Sebagai sebuah proton, ion H+ memiliki ukuran yang lebih kecil dari atom yang terkecil, sehingga tertarik ke arah yang memiliki muatan negatif yang ada dalam larutan. Maka, H+ yang terbentuk dalam larutan encer, terikat pada molekul air. Model Brønsted, yang menyebutkan bahwa ion H+ ditransfer dari satu ion atau molekul ke yang lainnya, ini lebih masuk akal daripada teori Arrhenius yang menganggap bahwa ion H+ ada dalam larutan encer.

Dari pandangan model Brønsted, reaksi antara asam dan basa selalu melibatkan pemindahan ion H+ dari donor proton ke akseptor proton. Asam bisa merupakan molekul yang netral.




Pasangan asam-basa konjugasi

Reaksi antara asam dan basa Bronsted_Lowry disebut pertukaran proton. Jika asam disimbolkan sebagai HA dan basa disimbolkan sebagai B, maka reaksi umum asam-basa ini adalah:

Skema reaksi dapat dilihat pada persamaan berikut:


Reaksi ke kanan, NH3 menerima proton dari H2O. Jadi, NH3 adalah basa dan H2O adalah asam. Pada reaksi kebalikannya, NH4+ donor proton terhadap OH. Oleh sebab itu, ion NH4+ adalah asam dan ion OH adalah basa. Spesi NH3 dan NH4+ berbeda dalam hal jumlah protonnya. NH3 menjadi ion NH4+ melalui pengikatan proton, sedangkan ion NH4+ menjadi NH3 melalui pelepasan proton. Spesi NH4+ dan NH3 seperti ini dinamakan pasangan konjugat asam basa.

Pasangan konjugat asam basa terdiri atas dua spesi yang terlibat dalam reaksi asam basa, satu asam dan satu basa yang dibedakan oleh penerimaan dan pelepasan proton. Asam pada pasangan itu dinamakan asam konjugat dari basa, sedangkan basa adalah basa konjugat dari asam. Jadi, NH4+ adalah asam konjugat dari NH3 dan NH3 adalah basa konjugat dari NH4+.

Teori asam basa terus berkembang dari waktu ke waktu. Pada tahun 1923, seorang ahli kimia Amerika Serikat, Gilbert N. Lewis , mengemukakan teorinya tentang asam basa berdasarkan serah terima pasangan elektron.  Lewis  berpendapat asam adalah partikel (ion atau molekul) yang dapat menerima (akseptor) pasangan elektron. Sedangkan basa didefinisikan sebagai partikel (ion atau molekul) yang memberi (donor) pasangan elektron.

Reaksi asam basa menurut  Lewis  berkaitan dengan pasangan elektron yang terjadi pada ikatan kovalen koordinasi. Perhatikan reaksi di bawah ini.


Pada reaksi antara H+ dan NH3, H+ bertindak sebagai asam, sedangkan NH3 bertindak sebagai basa.

Teori asam basa  Lewis  lebih luas daripada teori asam basa Arrhenius dan teori asam basa  Bronsted-Lowry. Hal ini disebabkan:

  1. Teori  Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut air, pelarut selain air, bahkan tanpa pelarut.
  2. Teori  Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa tanpa melibatkan transfer proton (H+), seperti reaksi antara NH3 dengan H+


Penentuan Sifat Asam Basa

Untuk dapat menentukan sifat asam basa dari suatu larutan kita dapat menggunakan suatu alat yang disebut dengan indikator. Indikator tersebut terdapat dalam berbagai macam bentuk dan wujud seperti kertas lakmus, indikator universal, Phenol Ptialin, Metilen biru dan lain sebagainya.

Indikator asam basa yang paling sederhana dan sering digunakan untuk menentukan sifat asam basa suatu larutan adalah kertas lakmus. Kertas lakmus terdapat dua jenis yakni lakmus merah dan lakmus biru. Apabila lakmus merah dimasukkan kedalam larutan asam maka warnanya tetap merah dan apabila dimasukkan kedalam larutan basa akan menjadi berwarna biru. Sedangkan apabila lakmus biru dimasukkan kedalam larutan asam maka akan berwarna merah dan pada larutan basa akan berwarna biru.

Untuk dapat memahaminya lebih lanjut simaklah video berikut.









Tuesday, October 5, 2021

LAJU REAKSI

 

PENGERTIAN LAJU REAKSI DAN ORDE REAKSI





Kalian tentu pernah bermain petasan  kan? Apa yang terjadi ketika sumbu petasan disulut api? Tentu akan meledak bukan? Kenapa petasan dapat meledak? Ledakan petasan itu disebabkan karena adanya reaksi yang sangat cepat dan eksotermik.

Lalu, apakah di alam ini hanya akan terjadi reaksi yang cepat saja? Tentu saja tidak, di alam juga terdapat reaksi yang lambat, seperti pada proses pembusukan makanan. Apakah kalian pernah melihatnya? Kalian tentu tahu bagaimana bentuk nasi yang belum busuk. Namun, tahukah kalian bagaimana proses yang terjadi ketika nasi  itu dibiarkan dan akhirnya menjadi busuk? Reaksi yang terjadi ini umumnya membutuhkan waktu yang lama.  Karena akan terjadi penguraian zat-zat kimia dalam nasi. Zat kimia yang terdapat pada nasi diuraikan oleh zat-zat yang dimiliki oleh jamur penyebab pembusukan pada roti.

Dari kedua fenomena tersebut, kalian telah mengetahui bahwa reaksi ada yang berlangsng lambat dan ada yang berlangsung cepat. Tahukah kalian berapa kecepatan reaksi tersebut? Kalian dapat mengetahuinya dengan mengukur waktu yang dibutuhkan oleh kedua fenomena tersebut ketika bereaksi. Kemudian kalian akan dapat menentukan kecepatan dari reaksi tersebut. Bagaimana caranya menentukannya? Di dalam kimia, kalian dapat mengetahuinya menentukan laju reaksi. Apa itu laju reaksi? Dan bagaimana laju reaksi dapat menjelaskan kecepatan reaksi dari kedua fenomena tersebut? Untuk mengetahuinya, mari kita bahas tentang laju reaksi pada pembahasan berikut ini.  


A.           Pengertian Laju Reaksi

Pada fenomena pembakaran kembang api dan pembusukan nasi, kalian telah mengetahui bahwa reaksi dapat berlangsung dengan cepat atau lambat.  Kedua reaksi tersebut memiliki perbedaan kecepatan reaksi. Untuk menyatakan seberapa cepat reaksi itu berlangung, dalam ilmu Kimia digunakan istilah laju reaksi. Berdasarkan Teori Tumbukan  laju reaksi sebanding dengan jumlah tumbukan efektif perdetik antara partikel-partikel yang bereaksi. Apa itu laju reaksi? Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan kosentrasi pereaksi atau hasil reaksi per satuan waktu. Perhatikan persamaan reaksi berikut ini.

Reaktan   →    Produk

Apa yang dapat kalian definisikan dari persamaan tersebut? Persamaan reaksi tersebut menggambarkan suatu reaksi dimana reaktan akan menghasilkan sejumlah produk tertentu. Proses pembentukan produk ini dapat digambarkan seperti pada grafik berikut ini:


Berdasarkan grafik tersebut dapat diketaui bahwa jumlah produk dalam reaksi akan semakin bertambah, sementara jumlah reaktan akan semakin berkurang karena digunakan untuk menghasilkan produk dalam waktu tertentu. (lajunya mula-mula cepat, lambat dan akhirnya ttap, pada saat setimbang)Waktu yang dibutuhkan adalah waktu reaktan bereaksi hingga habis dan menghasilkan sejumlah produk yang maksimal. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa laju reaksi adalah laju berkurangnya jumlah reaktan atau laju bertambahnya jumlah produk per satuan waktu. Satuan jumlah zat pereaksi dan produk bermacam-macam, misalnya gram, mol, atau kosentrasi. Sedangkan satuan waktu yang digunakan adalah detik, menit, jam, hari, ataupun tahun. Dalam suatu reaksi kimia banyak digunakan zat kimia berupa larutan atau berupa gas dalam keadaan tertutup, sehingga dalam laju reaksi digunakan satuan molaritas (M).
Secara umum, laju reaksi dapat dinyatakan dengan:


Pada persamaan tersebut, tf merupakan waktu awal reaksi dan ti merupakan waktu reaksi berakhir. Konsentrasi dapat dituliskan dengan […], sehingga persamaan 1.2  dapat di tuliskan dengan:


Laju rekasi umunya dinyatakan dalam satuan mol/liter detik atau M/s

Dari persamaan tersebut, laju reaksi untuk pereaksi maupun produk dapat diturunkan. Rumus laju reaksi pereaksi dan produk, dapat dituliskan sebagai berikut:


Berdasarkan rumusannya dapat diketahui bahwa laju pereaksi bertanda negatif dan laju produk bertanda positif. Hal ini disebabkan pada pereaksi, kosentrasi awal jauh lebih besar daripada kosentrasi akhirnya, sehingga perubahan kosentrasi pereaksi, didapatkan dengan hasil yang negatif (berkurang pereaksinya). Sementara pada produk, kosentrasi awal masih dapat dikatakan belum ada, karena belum terbentuk produknya. Namun, setelah reaksi, kosentrasi produknya akan semakin besar, sehingga perubahan kosentrasi produk, didapatkan dengan hasil yang positif (bertambah produknya). Sehingga rumusan laju produk dituliskan dengan positif (+) dan laju pereaksinya adalah (-).



A.           Orde Reaksi dan Persamaan Laju Reaksi

Laju reaksi akan dipengaruhi oleh setiap perubahan konsentrasi zat-zat yang bereksi. Sehingga pengaruh tersebut secara matematis ditunjukkan dalam suatu persamaan laju reaksi .Untuk persamaan reaksi:

            mA + nB  → pC + qD

Maka persamaan lajunya adalah:

 r = k [A]x[B]y

Keterangan: 

r = laju reaksi (m/s)

k = konstanta laju

[A] = konsentrasi zat A

[B] = konsentrasi zat B

x = orde reaksi terhadap A

y = orde reaksi terhadap B

x + y = orde total reaksi

Orde reaksi menyatakan kelipatan pertambahan laju reaksi. Orde reaksi sering disebut tingkat reaksi. Sehingga untuk reaksi di atas merupakan reaksi tingkat (m + n), yakni tingkat m terhadap zat P dan tingkat n terhadap zat Q

         Orde reaksi hanya dapat ditentukan berdasarkan hasil percobaan.

Contoh :

Untuk reaksi  :  P  +  Q                  R   +  S        diperoleh data sebagai berikut , 

Tentukanlah :

         1. Orde reaksi terhadap P (m)              4. Harga konstanta reaksi

         2. Orde reaksi terhadap Q (n)               5. Laju reaksi jika : = [P] 0,6 M dan  =[Q]  0,4 M

         3. Persamaan laju reaksi.

Jawaban :

         Rumus umum laju reaksinya : V = k[P]m[Q]n